01 Maret 2013

SMS-MODUL 5: PERSONAL DEVELOPMENT

Pada Modul 2, 3, dan 4 telah dibahas bagaimana Memahami Atasan dari berbagai aspek, termasuk gaya interaksi sosial (Social Style), gaya ke-pemimpinan (Leadership Style), dan pekerjaannya.

Dengan memahami tiga faktor fundamental tersebut Anda akan lebih mudah beradaptasi dan membangun Synergy yang baik dengan Boss Anda.

Mulai Modul 5 ini akan dibahas apa yang perlu Anda lakukan untuk  membangun kompetensi pribadi yang relevan dengan pekerjaan Anda sekarang dan rencana pengembangan karir Anda, sehingga dapat mening-katkan kinerja Anda sekarang, dan berkontribusi nyata pada kemajuan karir selanjutnya. Ini yang disebut Pengembangan Diri (Personal Development).

Sebagai dasar pengembangan diri untuk dapat membangun hubungan kerja yang baik dengan Boss, ada 3 keterampilan yang perlu Anda kembangkan:

1.   Kuasai keterampilan utama

2.   Memperbaiki citra diri

3.   Mengelola waktu secara efektif

Kuasai Keterampilan Utama

Apa keterampilan utama yang perlu Anda kuasai?

Anda tahu tuntutan pekerjaan Boss terhadap Tim-nya, termasuk Anda. Kuasailah semua keterampilan yang diperlukan agar Anda mampu meme-nuhi tuntutan tersebut, termasuk tututan yang diharapkan dari rekan kerja, bukan dari Anda pribadi.

Sesekali ada saja rekan kerja yang tidak dapat melaksanakan tugasnya, karena gangguan kesehatan, urusan keluarga, atau alasan lainnya. Apabila orang itu mempunyai peran kritis dalam ritme pekerjaan di kantor, dimana peran itu tidak boleh kosong/terhenti, maka pada saat itu Boss akan PANIK. Dia akan berpikir keras, “Siapa yang dapat menggantikan peran orang itu?”

Situasinya akan jauh berbeda, bila Boss tahu bahwa di tim-nya ada Anda, orang yang selalu siap membantu, terampil, dan dapat diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan orang yang alpa tersebut. Maka Boss akan tahu kepada siapa dia akan tersenyum dan meminta bantuan.

Semakin sering Anda dapat mengisi kekosongan semacam ini, makin terasa bagi Boss bahwa Anda adalah anggota tim yang sangat berguna, me-ringankan pekerjaannya, dan dapat diandalkan.

Memperbaiki Citra Diri

Perhatikan rekan-rekan kerja Anda, sebagian dari mereka ada yang meman-carkan kesan sebagai orang sukses dan positif, sementara yang lainnya tampil sangat sederhana, bahkan cenderung memancarkan kesan sebagai orang yang berkepribadian lemah, dan tidak terampil.

Padahal sesungguhnya kelompok pertama belum tentu lebih pandai/terampil dari kelompok kedua. Pada kenyataannya, banyak orang dari kelompok ke-dua memiliki keterampilan yang sangat mumpuni, dan merupakan asset berharga bagi timnya.

Lalu apa pentingnya “citra diri” sebagai orang sukses dan positif?

Orang yang memiliki citra diri sebagai orang sukses dan positif selalu di-inginkan oleh banyak orang, termasuk Boss Anda. Jadi, bila Anda ingin membangun hubungan terbaik dengan Boss, sangat penting untuk me-nyemai “citra diri” sebaik mungkin.

Beberapa faktor yang berkontribusi membangun “citra diri”:

·         Penampilan secara keseluruhan, temasuk cara berpakaian, make-up dsb

·         Rasa percaya diri

·         Energi

·         Sikap positif

·         Dapat dipercaya (trustworthiness)

·         Layak disukai

 Mengelola waktu secara efektif

Tentu Boss tidak suka kalau anda sering  terlambat dalam  menyelesaikan tugas, atau menghadiri meeting.

Meskipun Anda melakukan semuanya tepat waktu, tidak akan menarik perhatian Boss. Tapi bila Anda selalu siap membantu, disamping menyele-saikan tugas-tugas Anda sendiri tepat pada waktunya, maka Boss akan memandang Anda sebagai orang yang profesional, dapat diandalkan, dibutuhkan di dalam Tim. Semua ini dapat dicapai, bila Anda dapat meng-atur waktu dengan baik.

Berikut ini beberapa petunjuk praktis yang dapat membantu Anda mengelola waktu:

1.   Luangkan waktu 15 menit setiap pagi atau sore untuk mengatur jad-wal aktivitas Anda.

2.   Kemanapun Anda pergi selalu siap untuk mencatat yang perlu dicatat

3.   Update agenda Anda dengan hal-hal yang baru Anda catat

4.   Buat rencana kerja tahunan, bulanan, mingguan, dan harian

5.   Prioritaskan berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingan

Bila Anda tertarik untuk mengikuti serial ini lebih lanjut, silakan gabung di milis KarirPD dengan mengirimkan email kosong ke


 

Salam,

Virja Dharma Gita

16 Januari 2013

Strategi Menuju Sukses - Modul 4: Memahami Atasan


Pada Modul 2 dan 3 telah dibahas gaya interaksi sosial (Social Style), dan gaya kepemimpinan (Leadership Style).

Dengan memahami kedua hal tersebut Anda dapat lebih mudah memahami Boss Anda dan beradaptasi dengan gaya interaksi sosial dan kepemimpin-annya, ini merupakan dua dari tiga faktor fundamental yang diperlukan untuk dapat membangun Synergy yang baik dengan Boss Anda. Faktor ketiga adalah memahami pekerjaannya, yang akan dibahas pada modul 4 berikut ini.
Aspek yang perlu Anda pahami meliputi:
  • Kelebihan dan kekuranganya
  • Apa yang memotivasi Dia
  • Tekanan Pekerjaan dan hal yang membuat Dia stress
Anda tidak perlu melakukan riset sampai bertahun-tahun untuk memahami aspek-aspek tersebut Diatas, cukup Anda lakukan observasi dan bertanya kepada rekan kerja.

 
Kelebihan dan kekurangannya

Minimal Anda akan mendapat dua manfaat penting dengan mengenali kele-bihan Boss Anda, seperti:

1.   Anda dapat belajar dari Dia dalam hal tersebut.

2.   Tidak mengritiknya dalam bidang tersebut. Boss cenderung sensitive terhadap kritik dalam bidang yang Dia kuasai, atau Dia merasa menguasai dengan baik. Hindari mengritik Dia dalam bidang tersebut.
Boss juga manusia biasa, bukan dewa, yang tak luput dari kekurangan. De-ngan mengenali kelemahannya berarti Anda punya peluang untuk memberi-kan dukungan kepadanya dalam hal tersebut. Bila ini dapat Anda lakukan, disadari atau tidak, Anda akan punya “peran penting” di mata Dia.

Beberapa pertanyaan berikut ini dapat membantu Anda mengenali kelebihan dan kekurangan Boss Anda:
  • Apa pendapat Anda dan rekan kerja terhadap Dia? Apa yang paling Anda sukai dan paling tidak Anda sukai dari Dia?
  • Bagaimana popularitas Dia di mata rekan kerja yang lain, di luar departemen Anda?
  • Bagaimana cara Dia menangani orang yang melakukan kesalahan?
  • Apakah Dia terlalu emosional? Emosi negatif, seperti: marah, tidak sabar? Atau positif, seperti: antusias?
  • Apakah Boss sudah mendapatkan yang terbaik dari Anda? Bila belum, bagaimana Dia bisa mendapatkannya?
  • Dalam hal apa, menurut Anda, Dia terbaik?
  • Dalam hal apa Dia terburuk?
  • Bagaimana pencapaiannya terhadap sasaran departemen Anda?
  • Apakah Dia baik dalam membuat keputusan?
  • Apakah Dia mendukung Anda dan rekan kerja yang lain?

Apa yang memotivasi Dia
Semua Boss mengharapkan HASIL. Selain itu, masih banyak faktor lain yang berpengaruh, bisa menambah atau mengurangi motivasinya, seperti:
  • Lingkungan kerja yang nyaman
  • Merasa dapat mengendalikan situasi
  • Tantangan
  • Keteraturan
  • Sikap Positif
  • Hubungan baik dengan orang lain
  • Kompetisi: dengan perusahan lain, dengan prestasinya sendiri dimasa lalu, atau dengan rekan kerja yang lain.
Seperti halnya Anda, Boss juga perlu termotivasi agar Dia menikmati peker-jaannya dan bekerja secara optimal.

Dalam beberapa hal mungkin Anda dapat membantu memotivasinya dengan cara turut menciptakan suasana yang diharapkan, misalnya:
  • Bila Dia termotivasi ketika berhadapan dengan orang yang antusias, maka tunjukkan antusiasme Anda ketika berhadapan dengan Dia
  • Bila Dia memerlukan keteraturan, maka bekerjalah dengan sistematis
  • Bila Dia memerlukan teman untuk makan siang, maka temanilah Dia makan siang
Bila Anda dapat melakukan hal-hal yang memotivasi Dia, Anda akan selalu ada dalam ingatan Dia dalam konteks yang positif, jadi bila ada sesuatu yang positif dari perusahaan, seperti: kesempatan untuk promosi, maka Anda akan mendapatkan prioritas pertama.


Tekanan Pekerjaan dan Hal yang Membuat Dia Stress
Sama pentingnya dengan mengetahui hal-hal yang motivasi Boss, Anda juga perlu mengetahui apa saja yang dapat membuatnya Stress. Berikut ini beberapa kemungkinannya:
  • Tengat waktu
  • Tekanan dari management lebih senior
  • Masalah
  • Lingkungan yang bising
  • Prilaku negatif
  • Tim tidak berkonsutasi dengan Dia
  • Diganggu dengan hal-hal yang bukan tugasnya
  • Kekurangan anggota tim
  • Konflik
Sekarang, coba Anda identifikasi minimum tiga prilaku, kebiasaan, atau tindak-an Anda, yang menurut Anda paling membuat Dia stress, seperti: lambat dalam bekerja, terlalu banyak bicara, bertindak berdasarkan asumsi sendiri, dsb. Kalau Anda tidak tahu, tanyakan baik-baik kepada Boss, jelas-kan bahwa Anda ingin memperbaiki diri dan membuang kebiasaan buruk Anda, pasti Boss Anda akan membantu dengan senang hati. Setelah itu, lakukan usaha serius untuk meng-eliminir atau meminimalkan ketiga hal yang membuat Boss Anda stess tersebut, dan Anda akan melihat hasilnya.. Boss akan lebih menyukai Anda.

Dengan mengenali beberapa aspek tersebut Diatas, Anda dapat memahami tindakan atau keputusannya, dan memikirkan bagaimana sebaiknya Anda bersikap agar berdampak positif bagi hubungan kerja Anda dengan Atasan.

Bila Anda tertarik untuk mengikuti serial ini lebih lanjut, silakan gabung di milis KarirPD dengan mengirimkan email kosong ke
KarirPD-subscribe@yahoogroups.com

 

Salam fantastis,

Virja Dharma Gita

04 Januari 2013

Yang Perlu Anda Ketahui Ketika Negosiasi Gaji


Anda mau menang dalam negosiasi kenaikan gaji?

Mungkin anda tahu bahwa anda perlu menyiapkan satu argument yang mendukung permintaan anda ketika anda mengajukan permohonan ini, tapi bagaimana cara terbaik untuk melakukan-nya? Berikut in beberapa fakta mengenai negosiasi yang perlu anda ketahui dan akan membantu anda mendapatkan kenaikan gaji.

1. Perlu Anda minta

Banyak perusahaan yang telah mempunyai standard gaji dan system untuk mengevaluasi kenaikan gaji karyawannya, terutama perusahaan-perusahaan besar, namun jauh lebih banyak perusahaan yang sama sekali belum memiliki standard gaji, apalagi system evaluasi kenaikan gaji. Terlepas dari itu, mungkin Boss anda sudah puas dengan keadaan sekarang, dan belum memikirkan kenaikan gaji timnya, jadi untuk memulai diskusi kenaikan gaji, Anda perlu memintanya.

Dalam konteks ini, seringkali Boss membiarkan keadaan berjalan sebagaimana adanya, tidak berinisiatif untuk meninjau kemungkinan kenaikan gaji dan insentif yang menjadi hak Anda, tidak juga berinisiatif untuk mendiskusikan kebutuhan dan harapan Anda. Andalah satu-satunya orang yang paling berkepentingan untuk memperjuangkan perubahan, jika anda tidak memintanya, mungkin tidak akan pernah ada perubahan.

2. Tidak meminta berarti membiarkan uang tercecer

Mungkin anda tidak pernah memikirkan berapa banyak uang yang seharusnya menjadi hak Anda, telah tercecer karena Anda tidak pernah memintanya.

Ilustrasi berikut memberi gambaran lebih jelas situasi tersebut diatas. Misalkan, pada usia 25 tahun Anda dan Rachmat sama-sama mulai bekerja, diterima diperusahaan yang sama, dan mendapat tawaran gaji yang sama pula. Anda menerima tawaran tersebut, tapi Rachmat negosiasi dan mendapat gaji bulanan Rp. 100ribu lebih besar dari Anda. Jadi dalam 1 tahun Rachmat akan mendapat Rp. 1,2juta lebih besar dari gaji Anda.

Jika setiap tahun selisih kenaikkan gaji Anda dan Rachmat Rp. 100ribu/bulan, maka pada tahun ke-2 Rachmat akan mendapatkan Rp 2,4juta lebih banyak dari Anda. Jika selisih ini seluruhnya ditabungkan oleh Rachmat dengan bunga 6%/tahun, maka sampai usia pensiun (60 tahun) Rachmat akan mendapatkan Rp.142juta lebih banyak dari yang Anda dapatkan. Inilah jumlah uang anda yang tercecer, karena anda tidak pernah meminta.

3. Tidak perlu banyak alasan

Untuk mengajukan permohonan kenaikan gaji Anda tidak perlu “mengarang” banyak alasan yang cenderung mengada-ada. Cukup berikan satu atau dua argumen kuat, ini lebih efektif daripada menyodorkan sampai lima argumen.

Pikirkan alasan terkuat, mengapa anda berhak mendapatkan apa yang anda inginkan, dan fokuskan pembicaraan anda pada alasan tersebut.

4. Negosiasikan waktu yang tepat untuk negosiasi

Banyak karyawan tidak menyadari bahwa mereka berhak menegosiasikan waktu yang tepat untuk bernegosiasi. Ada Boss, yang dengan berbagai alasan kesibukannya, berulangkali menolak untuk mendiskusikan kenaikan gaji tahunan. Dan, ada Boss yang mendesak Anda untuk mendiskusikannya pada saat yang tidak tepat, misalnya pada saat istirahat dari meeting.

Sesungguhnya ini merupakan taktik negosiasi, yang pertama taktik menunda, yang kedua taktik mendesak. Perlu anda ingat, bahwa Anda berhak untuk menegosiasikan waktu yang tepat untuk negosiasi. Anda bisa menanggapi kedua taktik tersebut diatas dengan mengatur/mengusulkan waktu yang tepat untuk kedua belah pihak.

5. Umumnya Boss tidak suka negosiasi

Jika dibandingkan dengan Anda, pada umumnya Boss lebih tidak suka negosiasi.  Ada berbagai penyebab yang membuatnya tidak suka bernegosiasi, seperti: tidak bisa mengatakan “tidak” atau mengecewakan orang, dia merasa bukan negosiator yang baik atau akan kalah dalam negosiasi.

Lakukan pendekatan persuasif dan penekanan pada opsi saling menguntungkan — atau paling tidak menunjukan bahwa negosiasi ini tidak akan merugikan Boss Anda — akan membuat proses ini menjadi lebih mudah bagi Boss Anda, yang berarti lebih mudah untuk Anda juga.

Apa lagi yang bisa membantu mempermudah?

·        Pikirkan bagaimana cara yang lebih disukai, dan beri dia kesempatan untuk mengaturnya.

·         Kapan saat dia paling santai?

·         Apa yang membuat dia tegang?

Gunakan pengetahuan ini untuk membuatnya merasa nyaman, sehingga lebih besar kemungkinan Anda mendapatkan apa yang anda inginkan.

6. Bukan hanya uang

Karyawan cenderung fokus pada permintaan kenaikan gaji atau bonus, dan melupakan tunjangan, manfaat dan fasilitas lain yang mungkin dapat mendukung kemajuan karir lebih pesat, dan hidup lebih nyaman, seperti: training atau kursus yang dibiayai oleh perusahaan, cuti tahunan, kendaraan antar-jemput, mengambil tugas lain yang lebih sesuai dengan minat Anda.

Permintaan semacam ini memberikan manfaat nyata bagi Karyawan, dan mungkin juga Perusahaan, karena itu akan lebih mudah dikabulkan daripada permintaan kenaikan gaji.
 
Anda ingin belajar Teknik Negosiasi lebih lanjut? Silakan hubungi csr@targetsalesacademy.com
kami akan segera membantu anda